Jumat, 13 September 2013

Passionku!

Victor Hutomo Desetyadi 2012110010 - Mathematics Education Passion adalah suatu peminatan (sebagai tujuan hidup) terhadap suatu bidang yang dicintai (dan mungkin diunggulkan) oleh seseorang serta bersifat spesifik, sehingga orang tersebut merasa bahwa apa yang ia minati maka ia selalu merasa mampu dan nyaman dalam menjalani kegiatan/aktivitas tersebut. Setiap orang tentu memiliki passion yang berbeda-beda. Berikut adalah passion saya yang muncul ketika kelas 2 SMA. Bermula dari asal "jepret" hingga mengikuti lomba foto di universitas swasta di Jakarta dan event di provinsi. Saya sangat bersyukur ketika nama saya dinyatakan sebagai pemenang lomba foto tersebut karena saya yang awalnya hanya "asal jepret" hingga mendapatkan ilmu secara gratis dari pihak panitia perlombaan. Berbeda halnya dengan saya mengikuti lomba foto di sebuah event besar Jakarta. Semua lawan saya adalah fotografer berita, pencinta fotografi, dan semua pihak yang "berbau fotografi". Akan tetapi, saya tidak langsung menyerah, karena saya yakin dan percaya bahwa saya dapat memberikan yang terbaik dalam mengembangkan passion saya. Setelah terbakar dengan semangat membara, saya menjadi semakin cinta dengan passion saya tersebut. Oleh karena itu, orang tua saya memasukkan saya di Sekolah Pendidikan Jurnalistik Antara, di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat. Saya merasa sangat senang ketika passion saya dapat didukung oleh orang tua karena saya sangat mencintai dunia fotografi, khususnya jurnalistik. Saya bersyukur karena dapat menyelesaikan sekolah tersebut selama tiga bulan (27 pertemuan). Passion saya ini merupakan peminatan saya terhadap bidang komunikasi, karena sesungguhnya saya ingin menjadi wartawan foto sejak tamat SMA, tetapi karena ada beberapa faktor "X", maka saya memutuskan untuk mengambil jurusan lain di bangku perkuliahan. Akhirnya, meskipun berbeda kehidupan saat ini, tetapi saya tetap mencintai passion saya tersebut, yaitu "fotografi". Keindahan & kepuasan bathinlah yang membuat saya terus menjalani passion saya tersebut. Saya berjanji akan terus berkarya untuk passion saya! Inti dari kisah saya adalah "Temukan passion-mu, maka hidupmu akan lebih berwarna!"

Minggu, 11 Agustus 2013

Perjalanan Wisata Jawa Timur 2013

Sabtu, 20 Juli 2013 pukul 12.45 WIB, saya dan teman-teman berangkat dari Stasiun Senen menuju Stasiun Kepanjen, Malang. Berikut saya tampilkan wajah-wajah “kece” teman-teman saya yang ikut berwisata ke Malang & Tuban. Baiklah, selanjutnya saya akan berbagi sedikit kisah perjalanan yang sangat “wow” itu! 
Minggu, 21 Juli 2013 kira-kira pukul 5.30, kami tiba di Stasiun Kepanjen, Malang. Setelah itu, kami naik angkot ke Desa Gondanglegi, kediaman teman kami yaitu Tolha Ubadilah. Tak terasa, kira-kira pukul 7.00 WIB kami sampai di tempat tujuan. Setelah tiba, kami segera menyimpan barang-barang kami di kamar yang sudah dibagi sebelumnya. Kamar wanita di depan, dan kamar pria di belakang. Setelah selesai beres-beres, kami berkumpul di ruang tengah, bercengkrama dengan keluarga Abah Ubaid. Pada hari pertama ini, kami berencana pergi ke sebuah masjid yang unik & indah. Masjid ini ada 10 lantai ini ternyata bukan hanya sekadar masjid, melainkan pondok pesantren. Saya sangat terpukau dengan keindahan bangunan ini karena gaya arsitekturnya sangat berbeda dengan bangunan masjid/pondok pesantren lainnya. Setelah itu, saya dan teman-teman mulai mengelilingi seluruh tempat di dalam bangunan tersebut. Yap, karena kami adalah kawula muda, tak lupa kami bernarsis ria di bangunan tersebut. Dan saya, tetap saya mencari berita sebagai bahan tugas jurnalistik di Antara.
Tak terasa sudah pukul 13.30 WIB, akhirnya saya dan teman-teman siap-siap pergi meninggalkan masjid tersebut untuk menuju ke BNS. Apa itu BNS? BNS adalah Batu Night Spectacular. Yap, isinya sih tidak jauh beda dengan Dufan di Jakarta. Hanya saja yang membuat beda yaitu tempat wisata ini hanya buka sejak malam hari. Banyak wahana yang saya naiki, tetapi wahana yang paling berkesan adalah ketika teman saya (sebut saja BANG IVAN) yang ngebet banget pengen foto bareng penjaga tiket wahana “Rumah Hantu”, yaitu seorang wanita yang cantik rupawan. Berbagai modus telah dilakukan, tetapi wanita tersebut enggan keluar dari loket tiket untuk berfoto berdua. *Seperti cinta tak terbalaskan sih* #eh
Setelah dari BNS, kami segera menuju alun-alun Batu. Di sana kami makan adonan ketan yang dibuat sedemikian nikmatnya! Dijamin nambah deh kalo makan itu. Hehehe. Masalah harga sih gak terlalu mahal. Ya seimbanglah untuk kantong mahasiswa kayak kami. :D Setelah selesai makan, kami segera pulang menuju rumah Mas Tolha. Waktu sudah tengah malam, dan udara malam yang sangat dingin menusuk jantungku seperti tatapanmu yang telah menusuk jantung hatiku. #BukanKode . Perjalanan hari pertama selssai. Senin, 22 Juli 2013, pukul 22.00 WIB, kami berangkat dari rumah Abah Ubaid menuju Gunung Bromo. Rasa kantuk menerpa kami, tetapi tidak berlaku untuk sang sopir karena akan membahayakan semua pihak jika sopir ikut mengantuk. Hehehe. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 2.00 WIB, tiba-tiba saya terbangun. Saya sangat bersyukur karena masih diberikan kehidupan dan masih dapat merasakan keindahan alam berkat Kuasa Tuhan!
Di sebelah kanan, saya melihat sekumpulan awan yang membentang luas berwarna putih, lebat, & tercampur oleh kabut. Di dalam bathin saya, “Saya berjalan di atas awan! Sungguh senang saya hari ini!” Tetapi, kabut di pegunungan memang sangat tebal pada dini hari. Mobil yang kami tumpangipun tidak dapat menembus jalan karena kami tidak mau mengambil risiko. Akhirnya, tepat pukul 3.00 WIB, kami berhenti untuk makan sahur karena mayoritas dari kami adalah muslim, jadi harus tetap sahur agar dapat menjalankan ibadah puasa secara total.  Akhirnya, sekitar pukul 4.00 WIB, kami tiba di Kaki Gunung Bromo yang berupa hamparan pasir yang sangat luas. Setelah itu, kami jalan menuju puncak Gunung Bromo untuk melihat sunrise. Ternyata apabila ingin melihat sunrise kami harus pergi ke penanjakan pertama dan kedua yang jaraknya +- 3 KM dari tempat kami berdiri. Akhirnya, kami hanya dapat menikmati indahnya sunrise dengan sederhana dan berkualitas! Impian saya untuk mendaki puncak Bromo pun sudah saya laksanakan. Saya merasa ada kebanggaan tersendiri. Hehehe. Yap, lagi dan lagi saya harus mencari berita sebagai tugas akhir jurnalistik saya. Tetapi, saya sangat senang meakukan hal tersebut karena jurnalistik adalah bagian dari hidup saya. Hehehe Kesan pertama saya untuk Gunung Bromo adalah “SUPER KEREN”!!! Saya dapat mensyukuri keindahan alam yang Tuhan berikan di dunia. Gunung Bromo hanyalah satu dari sekian banyak contoh keindahan alam yang menggambarkan Keagungan Tuhan! Rasa lelah di sepanjang perjalanan menuju lokasi, jalan kaki menelusuri lautan pasir, dan menaiki anak tangga untuk mencapai puncak gunung tersebut terbayar sudah ketika saya tiba di puncak gunung tersebut. SUNGGUH LUAR BIASA!!! Rabu, 24 Juli 2013, saya dan teman-teman sengaja untuk istirahat di rumah Abah Ubaid. Lelah, itu yang saya dan mungkin teman-teman rasakan. Alasan kami beristirahat adalah karena kami harus menyiapkan energy lebih untuk tracking di hutan menuju Pulau Sempu. Yap, Pulau Sempu adalah tujuan wisata kami selanjutnya. Kamis, 25 Juli 2013, kami pergi ke Pulau Sempu. Saya lupa pukul berapa saat itu, yang pasti kami tiba di Pantai Sendang Biru pada siang hari, kira-kira pukul 13.00 WIB. Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan menggunakan kapal nelayan menuju Pulau Sempu dengan tarif kurang lebih Rp300.000,00 – Rp390.000,00 (sudah termasuk biaya sewa kapal & tour guide). Kami berjuang melewati lebatnya hutan, curamnya tanah pijakan, dan minimnya perlengkaan tracking kami. Setelah menempuh jarak lebih kurang 8 – 9 KM, akhirnya kami tiba di bagian dari Pulau Sempu. Rasa puas dan senang begitu menggelora di dada! Saya pribadi takjub dengan keindahan pulau tersebut!
Tak kuasa kami lampiaskan seluruh jiwa dan raga kami setelah menahan hasrat untuk menikmati jernihnya air laut di pantai pasir putih itu. Satu kata, “ WOW!” untuk pulai ini. Meskipun pulau ini masih termasuk ke dalam pulau konservasi, tetapi pulau ini sangat indah untuk dijadikan sebagai objek wisata. Di sisi lain, saya juga merasakan ada aura negative sejak awal saya dan teman-teman masuk ke pulau tersebut. Ternyata, benar saja. Setelah saya melakukan wawancara dengan tour guide yang merupakan penduduk asli Sendang Biru, saya baru mengetahui semuanya. Penasaran ya? Hehehe. Sekian dulu ya cerita dan refleksi dari saya. Semoga tahun berikutnya dapat berjumpa kembali dengan tempat tujuan yang lebih unik, nyaman, dan murah tentunya. Oh ya,ada tambahan sedikit nih sebelum penutupan. Hehehe.Untuk cerita di Tuban pada tanggal 26 & 27 Juli 2013 itu sangat menyenangkan. Yah, meskipun hanya sehari dan istilah kasarnya "numpang tidur", tetapi misi teman kami berhasil untuk bertemu dengan adik dari Kak Momo itu. Hehehe :D Mungkin karena merasa malu atau hal lain, sehingga senior saya itu (yang disamarkan: sebut saja Bang Ivan) menjadi salah tingkah. Mungkin jika direstui oleh sang kakak, Bang Ivan akan senang. #eh :D Hehehe. Oh ya, sedikit evaluasi nih. 1. Mohon maaf jika ada perkataan & perbuatan saya yang tidak berkenan bagi para teman-teman & pembaca lainnya. 2. Peserta dikondisikan agar tidak saling tumpang tindih dan menjadi miscommunication. 3. Kalo waktu keberangkatan kereta jam sekian, jangan dipres berangkatnya ya, soalnya "crucial" banget. Terima kasih. 